Telur berwarna kehitaman seperti tidak layak dikonsumsi ini ternyata adalah telur pitan, makanan khas dari cina yang sudah ada sejak 1000 tahun yang lalu. Bagi Anda yang suka dan mengenal baik dengan masakan cina pastinya sudah tidak asing dengan sajian telur hitam ini. Telur pitan ini biasanya digunakan sebagai pelengkap untuk bubur dan salad khas dari negeri tirai bambu.
Journal of Nutritional Science and Vitaminology menjelaskan telur pitan kaya akan kandungan B12 yang bermanfaat untuk pembentukan protein dan jaringan. Sayangnya, saat ini banyak telur pitan yang dianggap tidak sehat karena mengandung oksida timbal dan berbahaya untuk tubuh. Jadi, penting bagi kita memastikan bahwa telur yang dikonsumsi aman dan bebas dari bahan berbahaya tersebut.
1. Dikenal dengan Berbagai Nama
Telur pitan memiliki berbagai sebutan, seperti telur seabad, telur 100 tahun, telur millennium, telur 1000 tahun dan telur diawetkan. Walaupun namanya 100 tahun atau 1000 tahun, tetapi bukan berarti dibuat selama itu. Pembuatan telur ini hanya memerlukan beberapa minggu hingga hitungan bulan. Sementara di Thailand dan Laos, sajian ini dikenal dengan telur urin kuda. Tapi jangan salah sangka dulu, sebutan ini diambil bukan karena dibuat dari air seni kuda, tetapi aromanya saja yang dianggap sama.
2. Proses Pembuatan Mirip dengan Telur Asin
Bahan baku telur pitan memang hampir sama dengan telur asin. Hanya saja ada beberapa campuran lain seperti, sekam padi, kapur tohor, garam, abu dan tanah liat. Selain itu, telur ini direbus menggunakan bubuk teh. Setelah matang, telur akan dibungkus dengan campuran pasta yang terbuat dari sekam padi, kapur tohor, garam, abu dan tanah liat. Kemudian telur disimpan selama beberapa waktu.
3. Dapat Dikonsumsi Tanpa Dimasak
Setelah diperam selama beberapa minggu bahkan bulan, telur akan berubah warna menjadi abu-abu atau hijau tua. Rasanya creamy dengan aroma amonia dan belerang yang sangat tajam. Putih telur mendapat warna coklat tua dan berubah menjadi jeli tembus pandang yang mendapat rasa asin. Setelah pengawetan selesai, telur pitan siap untuk dimakan tanpa perlu dimasak. Kita bisa menjadikan makanan ini sebagai lauk atau camilan.
4. Ditemukan Secara Tidak Sengaja
Beberapa sumber menjelaskan, telur pitan ditemukan secara tidak sengaja pada masa Dinasti Ming Cina 600 tahun lalu. Menurut cerita, seorang pria di provinsi Hunan menemukan telur bebek yang diawetkan di kolam kapur yang ditinggalkan selama pembangunan rumahnya dua bulan sebelum penemuan. Dia mencicipi telur dan menyukainya dan memutuskan untuk memproduksi lebih banyak, tetapi menambahkan sedikit garam hanya untuk meningkatkan rasanya.
5. Memiliki Manfaat untuk Kesehatan
Selain rasanya yang enak, telur pitan juga memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Menurut ilmu kedokteran cina, konsumsi telur pitan dapat menyembuhkan sakit mata, sakit gigi, menurunkan tekanan darah dan menyembuhkan vertigo. Rasanya yang tajam, manis dan asin juga dipercaya dapat menyembuhkan pengar, menurunkan rasa panas di usus dan menyembuhkan diare.
6. Terkenal di Luar Cina
Telur pitan merupakan salah satu sajian khas Cina yang sudah mendunia. Di Singapura dan Malaysia makanan ini juga banyak diburu oleh wisatawan saat berkunjung. Biasanya, sajian ini sangat mudah Moms temui di pecinan atau restoran-restoran cina di seluruh dunia.
7. Jadi Makanan Saat Perayaan
Karena rasa dan bentuknya yang khas, telur pitan juga telah menjadi makanan khas saat ada perayaan oleh masyarakat Tiongkok. Pada saat festival perahu naga, para masyarakat cina wajib mengkonsumsi dua buah telur pitan selain konsumsi bacang.
8. Kota Asal Telur Pitan
Yiyang, Hunan, adalah tempat asal mula Pitan, berdasarkan catatan yang ada, Pitan telah memiliki sejarah lebih dari 500 tahun, mulai dari awal Dinasti Ming hingga saat ini. Daerah Yuanzhou di kota Yichun, provinsi Jiangxi merupakan pusat produksi telur Pitan.
Itulah beberapa fakta menarik dan fakta sebenarnya mengenai telur pitan yang sering dikatakan telur 1000 tahun. Ternyata cara pembuatan dan bahannya memang mirip-mirip dengan cara pembuatan telur asin di Indonesia, hanya saja ada sedikit tambahan saat proses pengendapan.