RF

Perbandingan Emisi Gas Buang Kendaraan Listrik dan Kendaraan Konvensional: Berapa Persen Perbedaannya?

28 Feb 2023  |  475x | Ditulis oleh : Admin
Perbandingan Emisi Gas Buang Kendaraan Listrik dan Kendaraan Konvensional: Berapa Persen Perbedaannya?

Dalam beberapa tahun terakhir, kekhawatiran terhadap dampak emisi gas buang terhadap lingkungan semakin meningkat. Mesin pembakaran konvensional pada mobil dan motor menyebabkan emisi gas rumah kaca yang berkontribusi pada pemanasan global dan perubahan iklim. Untuk mengatasi masalah ini, mobil listrik dan motor listrik dianggap sebagai solusi yang lebih ramah lingkungan karena mereka tidak menghasilkan emisi gas buang.

Namun, sebelum kita membahas berapa persen gas emisi buang motor dan mobil listrik, ada beberapa hal yang perlu kita pahami. Pertama, mesin pembakaran konvensional pada kendaraan bermotor menghasilkan emisi yang bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti jenis kendaraan, jenis bahan bakar, kondisi mesin, dan kondisi jalan. Gas emisi buang yang umumnya dihasilkan oleh mobil dan motor termasuk karbon monoksida (CO), hidrokarbon (HC), nitrogen oksida (NOx), dan partikel (PM).

Kedua, kendaraan listrik juga dapat menyebabkan emisi, meskipun tidak dalam bentuk gas buang. Kendaraan listrik menghasilkan emisi karbon melalui produksi dan penggunaan baterai mereka. Meskipun demikian, penelitian menunjukkan bahwa emisi karbon dari produksi dan penggunaan baterai kendaraan listrik jauh lebih rendah dibandingkan dengan emisi dari kendaraan dengan mesin pembakaran konvensional.

Ketiga, sumber energi yang digunakan untuk mengisi ulang baterai kendaraan listrik juga berpengaruh pada jumlah emisi yang dihasilkan. Jika energi yang digunakan berasal dari pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar fosil, seperti batu bara atau gas alam, maka emisi gas rumah kaca dari kendaraan listrik akan terkait dengan sumber energinya.

Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut di atas, berikut adalah perkiraan persentase emisi gas buang motor dan mobil listrik:

  • Motor bermesin pembakaran konvensional menghasilkan emisi gas buang rata-rata sekitar 90% dari total emisi yang dihasilkan selama proses penggunaan kendaraan.
  • Mobil bermesin pembakaran konvensional menghasilkan emisi gas buang rata-rata sekitar 70-75% dari total emisi yang dihasilkan selama proses penggunaan kendaraan.
  • Mobil listrik, di sisi lain, tidak menghasilkan emisi gas buang. Namun, emisi karbon dari produksi dan penggunaan baterai dapat mencapai sekitar 15-20% dari total emisi selama siklus hidup kendaraan.

Persentase emisi karbon dari kendaraan listrik dapat lebih rendah atau lebih tinggi tergantung pada sumber energi yang digunakan untuk mengisi ulang baterai. Jika energi yang digunakan berasal dari sumber energi terbarukan seperti energi surya atau angin, maka emisi karbon dapat mendekati nol.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa motor dan mobil bermesin pembakaran konvensional menghasilkan emisi gas buang yang signifikan selama penggunaan kendaraan. Sebaliknya, kendaraan listrik tidak menghasilkan emisi gas buang, tetapi masih dapat menghasilkan emisi karbon tergantung pada sumber energi yang digunakan untuk mengisi ulang baterai mereka.

Oleh karena itu, beralih ke kendaraan listrik saja tidak cukup untuk menyelesaikan masalah emisi gas buang dan emisi karbon. Diperlukan upaya yang berkelanjutan untuk memperbarui infrastruktur energi dan memperluas penggunaan sumber energi terbarukan untuk mengisi ulang baterai kendaraan listrik. Selain itu, juga penting untuk meningkatkan efisiensi kendaraan dan mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi dengan mempromosikan alternatif transportasi seperti bersepeda atau menggunakan transportasi umum.  

Baca Juga: